Amankah Makananku?

LAPORAN PRAKTIKUM

“Amankah Makananku?”

 

Dosen Pembimbing       : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

Disusun oleh :

Septa Haryati               A1G010046

Oriza Oktarina             A1G010056

Tri Prayitno                  A1G010066

Pahrul Jailani               A1G010076

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Bengkulu

2011

KEGIATAN 8

(Amankah Makananku?)

 

Kompetensi Dasar

1.3. Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

Indikator

Siswa dapat:

–          Menguji kandungan boraks di dalam bahan makanan;

–          Memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki.

Alat dan Bahan

–          Berbagai macam bahan makanan yang diduga mengandung boraks (seperti mie kuning, mie putih, snack, tahu putih, tahu goreng, dan kerupuk nasi)

–          Kunyit

–          Boraks

–          Pisau

–          Air

–          Piring

–          Kain putih (kain kaos)

–          Pipet tetes

–          Alat penumbuk

Langkah Kerja

1)      kupaslah kunyit, haluskan dan diberi sedikit air. Bungkuslah kunyit dengan kain putih lalu di peras untuk memperoleh air kunyit.

2)      Buatlah larutan boraks dengan cara memasukan sedikit boraks ke dalam satu sendok teh air.

3)      Campurkan lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. Aduk larutan itu hingga rata dan berwarna merah kecoklatan.

4)      Tumbuklah contoh makanan yang akan diuji hingga halus, dan letakkan di atas piring. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling bercampur satu sama lain.

5)      Dengan menggunakan pipet, teteskan air kunyit keatas bahan makanan yang telah di haluskan tadi. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

 6)      Catatlah masil pengujianmu pada tabel berikut!

No

Jenis Bahan

Kandungan Boraks

+

 1

Hasil Pengamatan

Tabel Uji Kandungan Boraks dalam Makanan

No

Jenis Bahan

Kandungan Boraks

+

1

Mi Kuning

Ya

2

Mi Putih (Bihun)

Ya

3

Snack (Leo)

Ya

4

Tahu Putih

Ya

5

Tahu Kuning

Ya

6

Kerupuk Nasi

Ya

Pembahasan

            Boraks adalah suatu senyawa kimia yang dapat menyebabkan rasa gurih dan menimbulkan sifat kenyal pada daging. Boraks sering digunakan  untuk meningkatkan rasa gurih, kenyal, serta pengawet bahan makanan tertentu seperti bakso, mie, dan kerupuk. Di pasar-pasar tradisional boraks di kenal delang nama bleng.

            Boraks bukanlah bahan makanan, melainkan bahan pengawet kulit. Penggunaan boraks yang terus menerus dalam makanan  dapat menyebabkan keracunan, bahkan pemakaian yangyang berlebihan pada makanan dapat menyebabkan kematian. Tanda-tanda keracunan boraks antara lain mual, kepala pusing, kadang-kadang demam, dan timbul bintik-bintik merah di kulit.

            Mengkonsumsi boraks tidak akan secara langsung menimbulkan efek buruk secara cepat, namun akan terakumulasi dalam hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan menganggu enzim-enzim metabolisme. Jika penggunaan boraks terus dilakukan, dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama kanker, dan bahkan kematian.

            Salah satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks adalah kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep makanan. Air kunyit banyak mengandung kurkumin (bahan kimia untuk memberi warna kuning pada kunyit). kurkumin merupakan indikator untuk menentukan adanya kandungan boraks didalam makanan. Pada kondisi asam, kurkumin akan bewarna kuning, dan dalam keadaan basa akan bewarna merah kecoklatan  sehingga air kunyit dapat dijadikan indikator adanya asam basa. Boraks berada dalam bentuk senyawa yang bersifat basa, sehingga bila tercampur dengan kurkumin akan menimbulkan senyawa baru yang disebut boro-kurkumin. Senyawa ini bewarna merah kecoklatan.

            Pada percobaan yang telah dilakukan, tampak bahwa makanan yang mengandung boraks adalah Snack (leo) dan kerupuk nasi karna pada saat di tetesi air kunyit, warnanya berubah menjadi warna kecoklatan yang hampir sama dengan warna boraks.

             Sedangkan makanan yang lain seperti mi kuning, mi putih (Bihun), tahu putih, dan tahu goreng warnanya tidak berubah tetap sama dengan warna air kunyit itu sendiri.

            Untuk pengawetan, peningkatan rasa, dan aroma pada makanan di sarankan menggunakan bahan dan cara-cara alami. Pengawet bahan makanan dapat dilakukan dengan pengeringan, pemanasan, penggaraman, penambahan gula dan sebaiknya. Setiap cara pengawetan makanan ada keuntungan dan kerugian.

Kesimpulan

            Dari percobaan dan pengamatan yang dilakukan tentang pengujian kandungan boraks di dalam makanan, di dapatkan data bahwa snack (leo) dan kerupuk nasi tidak baik untuk dikonsumsi karena mengandung boraks yang dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah ynag banyak.

            Sedangkan, untuk makanan yang lain yang telah di uji seperti mi kuning, mi putih (bihun), tahu putih, dan tahu goreng masih dapat kita konsumsi karena tidak mengandung boraks. Tetapi, untuk mi kuning dan tahu memang tidak semuanya mengandung boraks walaupun sudah banyak penelitian yang menyatakan banyak mi kuning dan tahu yang beredar saat ini banyak yang mengandung boraks.

            Agar tidak muncul kekhawatiran jika kita ingin mengkonsumsi makanan yang kita ragukan mngandung boraks atau tidak, kita dapat melakukan pengujian sendiri dengan menggunakan air (extrak) kunyit. Karena tanaman kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas, maka air kunyit dapat menjadi detector alami untuk boraks yang tepat. Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan makanan yang sering kita konsumsi. Karena kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas tubuh kita.

Referensi       

Agromaret. 2009. Tanaman Kunyit. http://www.agromaret.com/post/tanaman_kunyit/ 91217142649. (14 Mei 2011)

Afrizal. 2010. Formalin dan Boraks: Ancaman Maut di Sekitar Anda. http://berita21.com/2011/01/04/formalin-dan-boraks-ancaman-maut-di-sekitar-anda/. (14 Mei 2011).

Aryani, Sutji. 2006. Menguji Kandungan Boraks pada Makanan. http://www.suaramerdeka.com. (14 Mei 2011).

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. 2010. Waspada Formalin dan Boraks. http://vizuhailinamaya.blogspot.com/2010/09/waspada-formalin-dan-boraks. html. (14 Mei 2011).

Maylan. 2010. Puasa dan Kesehatan. http://mayyu-healthy.blogspot.com/2010/08/puasa-dan-kesehatan.html. (14 Mei 2011).

Pengujian Keberadaan Vitamin C Dalam Tubuh

LAPORAN PRAKTIKUM

“Pengujian Keberadaan Vitamin C Dalam Tubuh”

 

Dosen Pembimbing       : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

Disusun oleh :

Septa Haryati               A1G010046

Oriza Oktarina             A1G010056

Tri Prayitno                  A1G010066

Pahrul Jailani               A1G010076

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Bengkulu

2011

KEGIATAN 6

(Pengujian Keberadaan Viatmin C Dalam Buah)

 

Kompetensi Dasar

1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

Indikator

Siswa dapat :

  1. Menjelaskan kegunaan larutan iodium dalam pengujian vitamin c
  2. Menentukan keberadaan vitamin c dalam berbagai buah

 

Alat Dan Bahan

–          Tabel vitamin c

–          Larutan iodium atau lugol

–          Gelas atau wadah bening

–          Sendok makan

–          Pipet tetes

–          Air

–          Beberapa jenis buah seperti jeruk, tomat, kelapa dan jambu biji.

 

Langkah kerja

1)      Campurkan 20 tetes iodium dengan air sebanyak 1 sendok makan ( larutan akan berwarna kekuning-kuningan). Buat sebanyak sari buah yang mau diuji ditambah satu untuk diuji dengan vitamin c

2)      Haluskan tablet vitamin c menjadi bubuk, dan masukkan ½ dari bubuk tadi kedalam gelas yang telah diisi air sebanyak 4 sendok makan. Aduk hingga bubuk vitamin c melarut sempurna

3)      Buatlah sari buah dari buah yang akan diuji dengan cara memeras buah tersebut dan tempatkan didalam wadah yang berbeda

4)      Teteskan larutan vitamin c pada larutan iodium sehingga larutan berwarna bening. Hitunglah jumlah tetes larutan vitamin c yang digunakan

5)      Selanjutnya, teteskan sari buah yang pertama sebanyak tetesan vitamin c kedalam larutan iodium. Amati apakah warna iodium hilang.

6)      Ulangi prosedur nomor 5 untuk sari buah yang lainnya

7)      Catat hasil pengujian pada tabel berikut ini, kemudian buatlah simpulan sari buah mana yang mengandung vitamin c?

Tabel uji vitamin C pada buah

Bahan yang diuji

Warna larutan iodium

Sebelum ditetesi

Setelah ditetesi

Vitamin C

Sari tomat

Sari jeruk nipis

Air kelapa

Sari jambu biji

 

Hasil Pengamatan

Tabel uji vitamin C pada buah

Bahan yang diuji

Warna larutan iodium

Sebelum ditetesi

Setelah ditetesi

Vitamin C

Kuning

Bening

Sari tomat

Merah

Bening

Sari jeruk nipis

Putih

Kuning

Air kelapa

Bening

Bening

Sari jambu air

Pink (merah jambu)

Bening

Sari Duku

Putih

Kuning

Sari Manggah

Kuning

Hijau menuju itam

Sari Rambutan

Pink

Kuning

Sari Jeruk Manis

Kuning

Coklat

 

Pembahasan

            Vitamin C adalah salah satu jenivitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panascahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini. Vitamin C sering disebut sebagai rajanya vitamin, Itu karena vitamin C memang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin c sangat dibutuhkan, terutama di kota besar. Belum lagi radikal bebas berupa polusi dari asap kendaraan bermotor dan rokok, serta lainnya, makin bertebaran. Semua itu membuat tubuh rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Daya tahan gampang menurun dan serangan radikal bebas membuat sel-sel tubuh mudah rusak dan tak mampu berfungsi dengan baik.

            Vitamin C sebagai antioksidan selain dapat memperbaiki sel tubuh dan jaringan kulit yang rusak akibat radikal bebas. Dalam merawat kecantikan, vitamin C memiliki peran penting dalam melancarkan peredaran darah sehingga kulit terlihat lebih segar. Vitamin ini juga akan merangsang pembentukan kolagen kulit dan menjaganya dari kerusakan. Vitamin C memiliki sifat sebagai water holder (menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembaban kulit dan mencegahnya dari kekeringan.

            Mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah tepat secara teratur, dapat menghambat proses penuaan dini, menghaluskan kulit, sekaligus menghambat kinerja enzim tirosinase; yaitu enzim yang bertugas membantu pembentukan pigmen di kulit. Jika proses pigmentasi terhambat, kulit pun terlihat lebih bersih dan cerah.

            Sumber vitamin C dapat ditemukan dalam buah-buahan yang rasanya asam seperti jeruk, stroberi, atau nanas, dan sayuran seperti brokoli, seledri, dan tomat. Selain mudah didapat dari bahan makanan alami, berbagai produk suplemen di pasaran juga dapat menjadi alternatif pilihan kita untuk mencukupi kebutuhan vitamin C dalam tubuh. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi vitamin C dosis tinggi secara oral dapat menyebabkan masalah pada lambung.

             Untuk mengatasi masalah tersebut, ada cara lain untuk memberikan asupan vitamin C pada tubuh. Untuk perawatan kulit, sudah dikenal metode penggunaan dengan cara dioleskan atau dengan suntikan langsung ke pembuluh darah (intravena). Namun, suntik vitamin C sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter, agar dosis pemberian dapat disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Anda.

            Vitamin C yang masuk ke dalam tubuh melalui cara injeksi dipercaya lebih efektif dan lebih terasa khasiatnya karena zat yang terkandung didalamnya langsung masuk ke dalam peredaran darah. Kondisi kesehatan juga akan segera pulih dan kulit akan tampak lebih cerah.

             Kebutuhan vitamin C setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi psikologis, atau banyaknya aktifitas seseorang. Namun, setiap orang bisa mendapatkan asupan vitamin C yang cukup dengan mengonsumsinya dalam jumlah kecil dan sering. Hal ini jauh lebih efektif karena vitamin C akan berada di dalam tubuh secara kontinyu. Tubuh yang memiliki asupan vitamin C yang cukup akan terhindar dari infeksi, gusi berdarah, dan nyeri sendi.

           Vitamin c merupakan asam askorbat yang memiliki sifat dapat merusak warna iodium. Pencampuran vitamin c kedalam larutan iodium yang berwarna coklat dapat mengubah warna coklat iodium menjadi bening.

            Larutan iodium yang berwarna coklat dapat digunakan sebagai indikator keberadaan vitamin c didalam suatu bahan tertentu. Kandungan vitamin c yang terdapat didalam buah segar biasanya tidak sebanyak pada tablet vitamin c.

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sari buah yang mengandung vitamin c adalah vitamin c, sari tomat, air kelapa, dan sari jambu air karena mengalami perubahan menjadi warna bening saat di tetesi larutan lugol. Dan untuk yang lainnya tidak mengandung vitamin c walaupun mengandung asam saat kita konsumsi, ini membuktikan bahwa tidak semua yang mengandung asam mengandung vitamin c di dalamnya.

 

Referensi

http://www.hd.co.id/tips-sehat/manfaat-vitamin-c

http://www.smallcrab.com/kesehatan/675-manfaat-vitamin-c-bagi-kesehatan

http://alam-hadi.blogspot.com/2011/09/macam-macam-vitamin.html

 

 

 

Pengamatan Fotosintesis Pada Bayam

LAPORAN PRAKTIKUM

“Benarkah Tumbuhan Menghasilkan Zat Tepung?

 

Dosen Pembimbing       : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

Disusun oleh :

Septa Haryati               A1G010046

Oriza Oktarina             A1G010056

Tri Prayitno                  A1G010066

Pahrul Jailani               A1G010076

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Bengkulu

2011

KEGIATAN 4

BENARKAH TUMBUHAN MENGHASILKAN ZAT TEPUNG ?

Kompetensi Dasar

2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan

Indikator

Siswa dapat menunjukkan bahwa zat tepung akan terbentuk di daun yang berwarna hijau dengan bantuan sinar matahari.

Alat dan Bahan

–          Daun bayam yang masih menempel pada tumbuhannya

–          Kertas karbon atau kertas alumunium

–          Penjepit kertas atau isolasi

–          Alkohol 70% atau separuh dari tabung

–          Larutan iodium atau lugol

–          Spiritus

–          Gelas piala atau gelas kimia

–          Pembakar spiritus

–          Pipet

–          Pinset

–          Air 200 ml

–          Jembatan pembakar

–          Korek api

–          Gunting

–          Piring kecil

–          Panci alumunium kecil

Langkah Kerja

1)      Pada hari pertama (sekurang-kurangnya dua hari sebelum praktik) pilihlah daun yang terkena cahaya matahari. Tutuplah secara melingkar sebagian permukaan daun pada sore atau malam hari (Gambar 4) dengan kertas karbon. Biarkan  daun tersebut melakukan fotosintesis selama hari kedua.

2)      Petiklah daun tersebut pada siang hari di hari ketiga menjelang digunakan untuk praktik.

3)      Rebuslah daun tersebut dengan air smapai layu yang menandakan sel-sel sudah mati dan tidak berfungsi lagi. Pada sel-sel yang sudah mati alcohol dan iodium lebih mudah menembus daun (Gambar 5)

4)      Isilah gelas kimia dengan alcohol. Masukkan daun yang telah direbus ke dalam gelas tersebut!

5)      Maukkan gelas kimia berisi alcohol dan daun rebusan tersebut ke dalam panci yang berisi air. Didihkan alcohol tersebut sampai daun terlihat pucat dan alkoholnya berwarna hijau. Tujuannya adalah untuk melarutkan klorofil agar lebih mudah bereaksi dengan iodium (Gambar 6).

6)      Setelah daun berwarna pucat, ambillah daun dan celupkan ke dalam air mendidih (gambar 7), agar daun bersih dari alcohol dan kaku.

7)      Letakkan daun di dalam piring kemudian tetesi dengan iodium secara merata (gambar 8). Tujuannya adalah untuk menguji apakah di dalam daun tersebut terdapat zat tepung atau tidak! Zat tepung bila diberi alcohol akan terbentuk iodamilum yang berwarna biru sampai hitam.

Pembahasan

           Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil (paling banyak terdapat pada daun), yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energi, karbondioksida dari udara yang ditangkap oleh klorofil, dan air dari tanah, akan membentuk gula yang disalurkan ke bagian tubuh untuk digunakan atau simpan, misalnya dalam bentuk zat tepung. Pada daun yang ditutup, tidak mendapat sinar, tidak terjadi proses fotosintesis, karena tidak mendapat zat tepung. Hal ini dibuktikan dengan daun yang berwarna hitam/biru.

          Pada percobaan ini digunakan larutan iodium yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tepung pada daun tersebut. Iodium merupakan indikator untuk menentukan adanya kandungan zat tepung di dalam daun. Jika iodium bereaksi dengan zat tepung (amilum), akan membentuk iodamilum yang bewarna  biru kehitaman.

           Jika terdapat zat tepung, maka pada bagian daun yang ditetesi iodium akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodium bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas karbon tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup (terkena cahaya matahari) warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas karbon (teekena matahari) terdapat zat tepung, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak terdapat zat tepung. Zat tepung merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis.

Kesimpulan

           Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang memiliki zat tepung dan dapat melakukan fotosintesis, sedangkan daun yang tertutupi kertas karbon dan tidak terkena cahaya matahari tidak memiliki zat tepung dan tidak dapat melakukan fotosintesis. Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.

Referensi

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP 2. Esis – Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bambang K, Karnoto, & Rusdi. 2008. Seribu Pena Biologi SMP Kelas VIII. Erlangga: Jakarta.

Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Penerbit Quadra dari Penerbit Yudhistira-Jakarta.

Syamsuri I, Soelisetijono, Ibrohim dan Rahayu SE. 2007. IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

http://permenkopi.blogspot.com/2011/06/khasiat-dan-kandungan-sayur-bayam.html

Pengamatan fotosintesis pada Hydrilla

Laporan Praktikum

“Fotosintesis pada Hydrilla”

 

Dosen Pembimbing       : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

Disusun oleh :

Septa Haryati               A1G010046

Oriza Oktarina             A1G010056

Tri Prayitno                  A1G010066

Pahrul Jailani               A1G010076

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Bengkulu

2011

KEGIATAN 5

 ( BENARKAH FOTOSINTESIS MENGAHSILKAN GAS? )

Tujuan

  1. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan gas.
  2. Mengamati bahwa cahaya langsung mempengaruhi jumlah gas yang dihasilkan.

Alat dan Bahan

–          Botol bening                        : 1 buah

–          Selang atau pipet               : 1 buah

–          Air bersih

–          Tumbuhan air                     : Hydrilla

–          Plastisin                                : 2 buah

–          Jam

Langkah Kerja

  1. Masukkan air pada botol yang sudah disediakan. Jangan terlalu penuh, dan beri ruang kosong pada botol.
  2. Masukkan hydrilla pada selang atau pipet, jangan terlalu longgar dan jangan terlalu padat. Kemudian masukkan ke dalam botol yang sudah berisi air. Pastikan selang atau pipet masuk  dalam air dan tidak menggantung.
  3. Lalu tutup lubang botol dengan menggunakan plastisin dengan rata, sehingga tidak ada tempat atau ruang untuk udara bisa masuk ke dalam botol dan membuat selang atau pipet tidak bergerak-gerak.
  4. Setelah lubang botol tertutup rapat, sedot air hingga naik dan memenuhi setengah atau lebih dari selang atau pipet tersebut. Lalu tutup kembali ujung selang atau pipet tersebut dengan plastisin hingga rata dan tidak ada udara yang masuk ataupun keluar.
  5. Amati Hydrilla tersebut dari pagi, siang, sore dan malam dengan jarak waktu pengamatan antara pengamatan yang pertama dan selanjutnya selama 3 jam. (Amati 3 jam sekali)
  6. Hitunglah gelembung udara yang keluar dari tumbuhan Hydrilla di dalam selang atau pipet tersebut, dan bandingkan jumlah gelembung udara (gas) yang dihasilkan tumbuhan hydrilla pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari.

Landasan Teori

Cara tumbuhan membuat makanannya sendiri disebut fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.

Bahan-bahan yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanannya adalah zat hijau daun, air, karbon dioksida, dan cahaya matahari ataupun lampu. Air diperoleh tumbuhan dari dalam tanah. Air dari tanah diserap oleh akar. Air disalurkan ke daun melalui pembuluh angkut (xylem). Karbon dioksida diperoleh dari udara yang masuk melalui mulut daun (stomata). Cahaya diserap oleh klorofil.

Air yang sampai pada daun (di bagian kloroplas) digunakan bersama karbon dioksida untuk proses fotosintesis. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan mengubah air dan karbon dioksida menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan sinar matahari atau cahaya yang cukup.

Pada dasarnya fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Tahap reaksi terang merupakan tahap fotosintesis yang mutlak memerlukan cahaya. Cahaya diabsorsi oleh pigmen hijau klorofil dan energi yang keluar dari proses eksitasi molekul pigmen ditangkap oleh suatu senyawa fosfat menjadi senyawa fosfat berenergi tinggi ( ATP ). Pada tahap ini diperlukan senyawa donor elektron yaitu H2O, yang melalui proses fotolisis menghasilkan selain elektron juga oksigen ( O2 ) yang dilepaskan. Tahap reaksi gelap, tidak mutlak haus ada cahaya, namun dapat pada keadaan gelap ataupun cahaya. Tahap ini merupakan sintesis kalbohidrat melalui serangkaian reaksi kimia ( siklus calvin ) dari senyawa awal CO2.

Jadi, pada keseluruhan reaksi fotosintesis CO2 + H2O -> karbohidrat ( C6H12O6 ) + O2. H2O diperlukan pada fotosintesis terang sebagai donor elektron yang akan menghasilkan O2, dan CO2 digunakan dalam reaksi gelap membentuk karbohidrat ( C6H12O6 ).

Hasil Pengamatan

Hari/

Tanggal

Waktu

Jam

Lamanya pengamatan

Banyaknya Gelembung

Senin/

19-12-2011

Pagi

07.15 – 07.16

wib

1 menit

24 gelembung

Senin/

19-12-2011

Siang

10.09 – 10.10

wib

1 menit

121 gelembung

Senin/

19-12-2011

Siang

13.00 – 13.01

wib

1 menit

106 gelembung

Senin/

19-12-2011

Sore

16.04 – 16.05

wib

1 menit

65 gelembung

Senin/

19-12-2011

Malam

19.00-19.01

1 menit

Tidak ada gelembung

Pembahasan

Pada percobaan tentang proses fotosintesis Hydrilla, diketahui bahwa pada proses fotosintesis dihasilkan oksigen. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya gelembung-gelembung yang dihasilkan. Waktu pengamatan yang berbeda-beda menghasilkan gelembung yang berbeda-beda pula, bahkan pada satu waktu tidak dihasilkan gelembung.

Pada waktu pengamatan yang dilakukan pada malam hari tidak tampak adanya gelembung udara. Sedangkan waktu pengamatan yang dilakukan pagi, siang, dan sore hari, tampak adanya gelembung udara dengan jumlah yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah cahaya, suhu dan konsentrasi CO2.

Cahaya matahari langsung intensitasnya lebih tinggi daripada yang tidak langsung. Hal ini akan mempengaruhi jumlah gelembung gas yang dihasilkan pada fotosintesis tumbuhan Hydrilla. Kegiatan fotosintesis dapat diukur dengan menghitung jumlah gelembung gas yang dihasilkan dari bagian tumbuhan. Dari pengukuran banyaknya gelembung gas yang dihasilkan akan terlihat bahwa laju produksi gas meningkat bila intensitas cahaya meningkat.

Ini terlihat dari hasil pengamatan banyaknya gelembung udara (gas) yang muncul pada saat pengamatan dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore hari. Walaupun dengan jumlah gelembung udara (gas) yang berbeda-beda, namun menunjukkan bahwa saat ada cahaya matahari, gelembung-gelembung tersebut muncul yang juga menandakan bahwa ada  proses fotosintesis yang sedang berlangsung. Sedangkan pada malam hari tidak ada cahaya matahari, itu menyebabkan tidak ada gelembung udara (gas) yang muncul. Yang menandakan tidak adanya proses fotosintesis yang terjadi.

Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Energi cahaya dalam hal ini cahaya matahari sangat menentukan jalannya proses fotosintesis, dimana jika suatu tumbuhan berada atau diletakkan di tempat yang terbuka atau di tempat yang dapat memperoleh cahaya matahari secara langsung, maka fotosintesis akan berlangsung lebih cepat dan oksigen yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan yang berada di dalam ruangan dan tidak adanya cahaya matahari ataupun hanya diberi cahaya lampu saja.

Setiap gelembung udara yang dihasilkan merupakan oksigen yang terbentuk dalam proses fotosintesis dan semakin banyak CO2 yang digunakan dalam fotosintesis maka makin banyak pula oksigen yang dihasilkan.

Referensi

–          Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

–          Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

–          Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung

–          Kimball, John. 1992. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

–          Sasmitaharja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi PMIPA ITB. Bandung.

–          http://supeksa.wordpress.com/2011/10/15/reaksi-terang-dan-reaksi-gelap/

–          http://smartbekantan.blogspot.com/2009/04/bab-i-pendahuluan-1_12.html

Mikroskop dan Sel

LAPORAN PRAKTIKUM

“Mikroskop dan Sel

 

Dosen Pembimbing       : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

Disusun oleh :

Septa Haryati               A1G010046

Oriza Oktarina             A1G010056

Tri Prayitno                  A1G010066

Pahrul Jailani               A1G010076

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Bengkulu

2011

KEGIATAN 2

MIKROSKOP

 

A.   Tujuan

  1. Mahasiswa dapat mengenali komponen-komponen mikroskop
  2. Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop

B . Landasan Teori

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi disekolah. Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat kecil. Jenis mikroskop yang banyak digunakan di sekolah adalah mikroskop monokuler. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju. Ada beberapa mikroskop yang kita kenal, yaitu mikroskop sederhana, mikroskop monokuler, mikroskop vesekontras dan mikroskop elektron.

 

Dari berbagai mikroskop itu mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500000 kali. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya.

Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang dilihat melalui mikroskop adalah adalah mikron (1 milimeter = 1000 mikron). Perbesaran total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa okuler. Misalnya: pengamatan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 40x dan lensa okuler dengan perbeseran 10 kali. Maka perbesaran total adalah = 10×40=400 kali ukuran semula.

Bagian-bagian mikroskop :

–          Lensa Okuler

–          Tabung Mikroskop

–          Tombol pengatur fokus kasar

–          Tombol pengatur fokus halus

–          Revolver

–          Lensa Objektif

–          Lengan mikroskop

–          Meja Preparat

–          Penjepit objek gelas

–          Kondensor

–          Diafragma

–          Reflektor/cremin

–          Kaki mekroskop

Fungsi bagian-bagian mikroskop :

–          Lensa Okuler

Untuk memperbersar benda yang dibentuk oleh lensa objektif.

–          Tabung mikroskop

Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan

–          Tombol pengatur fokus kasar

Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat

–          Tombol pengatur fokus halus

Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun tau naik dengan lambat.

–          Revolver

Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan

–          Lensa Objektif

Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lenso objektif dengan pembesaran 4 kali, 10 kali, dan 40 kali.

–          Lengan mikroskop

Untuk pegangan saat membawa mikroskop

–          Meja preparat

Untuk meletakkan objek (benda) yang akan di amati

–          Penjepit objek gelas

Untuk menjepit preparat diatas meja preparat agar preparat tidak bergeser.

–          Kondensor

Merupaka lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop

–          Diafragma

Berupa lobang-lobnag yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.

–          Reflektor/Cermin

Unutk memantulakan dan mngerahkan cahaya kedalam mikroskop. Ada dua jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunkan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat , misalnya snar cahaya matahri, digunakan cermin datar.

–          Kaki Mikroskop

Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap diatas meja.

C.   Alat dan Bahan

–          Mikroskop

D.   Langkah Kerja

–          Siapkanlah sebuah mikroskop cahaya

–          Amati mikroskop tersebut

–          Gambarlah hasil pengamatanmu

–          Tuliskanlah baguan-bagian mikroskop tersebut beserta fungsinya.

E.   Pembahasan

 

No

Bagian

Fungsi

A

Lensa okuler Lensa dekat mata ,memperbesar objek yang diamati

B

Tabung mikroskop Menghubungkan lensa okuler dan objektif

C

Revolver tabung lensa Tempat lensa objektif dapat diputar sesuai pembesaran

D

Lensa objektif Lensa dekat ojek,memperbesar objek yang diamati

E

Meja objek Meletakan objek yang diamati

F

Penjepit objek Menjepit objek

G

Kaki mikroskop Menjaga mikroskop agar berdiri tegak

H

Cermin cahaya Mementulkan cahaya kedalam lubang diafragma

I

Diafragma Mengatur jumlah cahaya yang diperlukan

J

Lengan mikroskop Bagian yang di pegang ketika mengangkat mikroskop

K

Mikrometer Pemutar halus untk memfokuskn objek dengan lambat

L

Makrometer Pemutar kasar untk memfokuskn objek dengan cepat

Cara Menggunakan Mikroskop :

a) Miroskop dibawa dengan tangan pertama menumpu bagian kaki mikroskop sedang yang kedua memegang basgaian pegangan mikroskop

b) Dalam keadaan tersimpan posisi lensa objektif dengan pembesaran lemah dan mikorskop berdiri tegak

c)  Saat melihat objek benda pertama kali dengan pembesaran lemah

d) Jika bayangn tidak jelas jangan menggunakan pembesaran kuat, gunkan pembesaran secara bertahap

e) Saat mengganti lensa objektif harus melihat jangan sampai terjadi benturan antara lensa objektif dengan specimen

f) Jangan menggunakan cermin kearah matahari secara langsung sehingga menggangu penglihatan

g) Sebelum digunakan untuk melihat objek, sebaiknya lensa dibersihkan dengan kertas lensa

 

Kegiatan 3

( SEL )

          I.  Tujuan

  1. Mahasiswa dapat membedakan sel hidup dengan sel mati.
  2. Mahasiswa dapat mengenali organela-organela sel.
  3. Mahasiswa dapat membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan.

          II.  Alat dan Bahan

–  Mikroskop

–   Cutter/silet

–   Kaca Preparat

–   Kaca Penutup

–   Tusuk gigi

–   Metilin Blue

–   Gabus Singkong

–   Bawang Merah

          III.  Langkah Kerja

  •  Kegiatan I  (Mengamati sayatan gabus singkong)
  1. Sayatlah gabus singkong setipis mungkin secara melintang
  2. Letakkan sayatan pada kaca preparat
  3. Tetesi sayatan dengan metilin blue
  4. Tutup sayatan dengan kaca penutup
  5. Letakkan preparat di bawah mikroskop
  6. Amati preparat melalui mikroskop
  7. Gambarlah hasil pengamatanmu
  • Kegiatan II (Mengamati epidermis bawang merah)
  1. Ambilah satu suing bawang merah
  2. Kelupaslah lapisan terluar bawang merah setipis mungkin
  3. Letakkan lapisan tersebut pada kaca preparat
  4. Tetesi lapisan tersebut dengan metilin blue
  5. Tutup dengan kaca penutup
  6. Letakkan preparat di bawah mikroskop
  7. Amati preparat bawang merah tersebut melalui mikroskop
  8. Gambarlah hasil pengamatanmu
  9. Sebutkan bagian-bagian yang nampak pada preparat
  • Kegiatan III (Mengamati epidermis mulut)
  1. Goreskan tusuk gigi pada pipi bagian dalam mulutmu
  2. Letakkan hasil goresan tusuk gigi tersebut pada kaca preparat
  3. Tetesi hasil goresan tusuk gigi tersebut dengan metilin blue
  4. Tutup dengan kaca penutup
  5. Letakkan preparat tersebut di bawah mikroskop
  6. Amati preparat tersebut melalui mikroskop
  7. Gambarlah hasil pengamatanmu
  8. Sebutkan bagian-bagian yang nampak pada preparat.

       IV.   Pembahasan

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan beralngsung di dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.

Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut :

1.      Robert Hooke (1635-1703)

Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.

2.      Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)

Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.

Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.

3.      Robert Brown

Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.

4.      Felix Durjadin dan Johannes Purkinye

Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.

5.      Max Schultze (1825-1874)

Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:

a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;

b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;

c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;

d. sel merupakan unit hereditas.

Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariotik dan organisme eukariotik. Organisme prokariotik tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariotik terbagi menjadi dua kelompok yang besar : eubakteria yang meliputi hamper seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariotika yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembangbiak di lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariotik terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.

Organisme eukariotik memiliki organisasi intraseluler yang jauh lebih kompleks, antara lain dengan membrane internal, organel yang memiliki membrane tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di dalam nukleat, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.

Hewan tingkat tinggi tergolong ke dalam organisme eukariota. Sel pada hewan memiliki beberapa organela yang dipisah oleh membrane, yaitu : reticulum endoplasma, mitokondria, ribosom, lisosom.

Tumbuhan juga tergolong ke dalam organisme eukariota. Namun, sel tumbuhan sedikit berbeda dengan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan organela untuk fotosintesis, kloroplas.

Sel–sel pada hewan dan tumbuhan membentuk beberapa bentuk yang berbeda–beda antara satu dengan yang lainnya. Seperti antara sel tumbuhan dan sel hewan terjadi perbedaan organel dalam sel, perbedaannya terletak pada dinding sel, Membran sel, nukleus, ribosom, lisosom, badan golgi, retikulum.endoplasma, plastida, mitokondria, dan vakuola.

Sedangkan sel juga ada yang termasuk sel hidup dan sel mati. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.

Sedangkan sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.

     V.       Hasil Pengamatan

  • Hasil pengamatan stomata pada permukaan bawah daun Rhoe Discolour (tanaman basah)

  • Hasil Pengamatan Sayatan Gabus Singkong

  •  Hasil Pengamatan Epidermis Bawang Merah

  • Hasil Pengamatan Epidermis Mulut

    VI.           Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan perbedaan diantara sel tumbuhan (epidermis bawang merah), sel hewan (epidermis mulut), dan sel mati (gabus singkong) yang sebelumnya telah diamati dengan menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel-sel tersebut :

Sel Tumbuhan

Sel Hewan

Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
Mempunyai bentuk yang tetap Tidak mempunyai bentuk yang tetap
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa Tidak mempunyai dinding sel [cell wall]
Mempunyai plastida Tidak mempunyai plastida
Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle]
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome] Mempunyai sentrosom [centrosome]
Tidak memiliki lisosom [lysosome] Memiliki lisosom [lysosome]
Nukleus lebih kecil daripada vakuola Nukleus lebih besar daripada vesikel

Sel Tumbuhan memiliki nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, lisosom, ribosom, dan badan golgi. Sedangkan sel gabus tidak melakukan aktifitas dan tidak memiliki bagian-bagian seperti pada sel tumbuhan karena sel gabus adalah bagian dari sel tumbuhan, maka dari itu sel gabus merupakan sel mati. Sel gabus adalah jaringan pada tumbuhan agar jaringan dibawah sel gabus ini tidak kehilangan kebanyakan air.

Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai bagian seperti dinding sel, plastida, kloroplas, sentriol, dan vakuola. Bagian-bagian tersebut saling mendukung agar terjadi kesinambungan antara satu dengan yang lain.

Walaupun merupakan sel mati, sel gabus juga mempunyai bentuk sel yang khas yang  berbeda dengan sel tumbuhan. Oleh karena itu masing-masing mempunyai bentuk khas dari sel tumbuhan, hewan, dan sel mati.

 

Referensi

  •   Hapsoro,Drs.2007.LKS Aspirasi Biologi untuk SMA/MA.Jakarta:Pustaka Manggala.
  •  Lestari,Sri.2004.Kumpulan Rangkuman Biologi untuk SMA Kelas 2.Jakarta :Kawan Pustaka.
  •  Haryono.2005.Ensiklopedi Biologi “Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan”.Bandung : Jaya Surya.

 

Interaksi Komponen Abiotik dan Biotik dalam Ekosistem Kebun Sekolah

  1. Laporan Praktikum

    “Interaksi Komponen Abiotik dan Biotik dalam Ekosistem Kebun Sekolah

  2. Dosen Pembimbing   : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

    Disusun oleh :

     Septa Haryati               A1G010046

     Oriza Oktarina             A1G010056

     Tri Prayitno                  A1G010066

      Pahrul Jailani               A1G010076

     

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Universitas Bengkulu

    2011

    I.        Tujuan Kegiatan

    1. Menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah
    2. Menentukan derajat keasaman tanah
    3. Menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap tanah terhadap air
    4. Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

           II.     Alat Dan Bahan

a. menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah serta menentukan derajat     keasaman tanah

  • Gelas ukur                                : 1 buah
  • Sedok plastik                          : 1 buah
  • Termometer                           : 1 buah
  • Cawan petri                             : 2 buah
  • PH-meter                                 : 2 buah
  • Aquadest atau air netral   : 1 gelas
  • Tanah dari kebun sekolah :100 gram
  • Tanah humus                          : 100 gram

b. menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap tanah terhadap air

  • Gelas ukur                        : 1 buah
  • Corong plastik                : 1 buah
  • Kantung plastik             : 3 buah
  • Kertas saring                  : 3 lembar ( 15 cm x 15 cm )
  • Timbangan                      : 1 buah
  • Tabung erlemeyer       : 1 buah
  • Air bersih                         : 300 ml
  • Tanah kebun sekolah  : 100 gram
  • Pasir                                   : 100 gram
  • Tanah humus                  : 100 gram

c. mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

  • Buku
  • Pena

          III.Langkah – langkah kegiatan

a. menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah serta menentukan derajat     keasaman tanah

  • Kegiatan:
  1.    Ukurlah suhu udara dan suhu tanah didalam ekosistem kebun sekolah
  2. Ambillah contoh tanah dari kebun sekolah kira-kira 1 sendok makan dan masukkan kedalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata
  3. Ambillah tanah humus kira-kira 1 sendok makan dan hancurkan kemudian masukkan kedalam cawan petri kmudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata
  4. Tunggulah hingga air kembali menjadi jernih dan ukurlah berapa PH atau derajat keasaman air tanah tersebut
  5. Tulislah berapa besarnya PH atau derajat keasaman kedua contoh tanah tersebut dalam tabel

b. menentukan kandungan air di dalam tanah atau daya serap tanah terhadap air

  • Kegiatan 1 :
  1. Ambillah tanah basah dari kebun sekolah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  2. Ambillah pasir basah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  3. Ambillah tanah humus sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  4. Timbanglah kembali tanah dan pasir yang sudah kering
  5. Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:

Daya serap tanah =  Berat basah-berat kering x 100%

                   Berat basah tanah

  • Kegiatan 2
  1. Siapkan tabung elmeyer yang kering
  2. Siapkan corong plastik dan lapisilah menggunakan kertas penyaring dan letakkan diatas gelas erlemeyer
  3. Tuangkan tanah yang sudah dikeringkan pada cara pertama diatas corong plastic yang telah dilapisi dengan kertas penyaring kemudian tuangkan air sebanyak 100 ml secara perlahan-lahan, tunggulah hingga tidak ada lagi air yang menetes kedalam tabung erlemeyer
  4. Ukurlah jumlah air yang menetes kedalam masing-masing tabung erlemeyer
  5. Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai barikut:

Daya serap tanah =Jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesx100%

Jumlah air yang dituangkan

c.mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

  • Kegiatan 1
  1.  Amati jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dikebun sekolah
  2. Amati alat gerak, jenis makanannya dan cara reproduksinya
  3. Masukkan data hasil pengamatan didalam tabel
  • Kegiatan 2
  1. Amati jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah
  2. Amati cara hidupnya dan cara berkembang biaknya
  3. Masukkan data hasil pengamatan didalam tabel

           IV. Hasil Pengamatan

1. Kegiatan 3 :

  1. Hasil pengamatan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah
  • Suhu udara kebun kampus pgsd : 30o C
  • Suhu tanah kebun kampus pgsd : 24’5o C

2. Hasil pengamatan besarnya PH atau derajat keasaman tanah kebun sekolah dan tanah humus

 

No

Jenis tanah

PH

Asam atau basa

Subur atau tidak subur

1.

Tanah kebun sekolah

5

Asam

Tidak subur

2.

Tanah humus

8

Basa

Subur

2.  Kegiatan 4 :

a) Hasil pengamatan daya serap tanah kebun kampus pgsd, pasir dan tanah humus terhadap air adalah sebagai berikut:

Penyelidikan cara pertama :

  • Tanah Kebun sekolah yang dikeringkan.

Diketahui:

Tanah basah                                           : 100 gr

Tanah yang sudah dikeringkan       : 60 gr

Ditanya: Daya serap tanah terhadap air?

Jawab:

Daya serap tanah = Berat basah-berat kering x 100%

                                           Berat basah tanah

                                    = {(100-60) : 100)} x 100%

                                    =(40 : 100) x 100%

                                    = 40%

Penyelidikan cara kedua :

  • Tanah kebun kampus pgsd

Diketahui:

Tanah basah                                            : 100 gr

Tanah yang sudah dikeringkan       : 60 gr

Air yang dituangkan                            : 100 ml

Air yang menetes                                  : 48 ml

Ditanya: Daya serap tanah terhadap air?

Jawab:

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                     ={( 100-48) : 100} x 100%

                                     = (52 : 100) x 100%

                                     = 52 %

  • Pasir

Diketahui :

Pasir                                      : 100 gr

Air yang dituangkan       : 100 ml

Air yang menetes             : 68 ml

Ditanya: Daya serap pasir terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                    = {(100-68) : 100} x 100%

                                    = (32 : 100) x 100%

                                    = 32 %

  • Tanah humus

Diketahui :

Tanah humus                    : 100 gram

Air yang dituangkan       : 100 ml

Air yang menetes             : 52 ml

Ditanya: Daya serap tanah humus terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                     = {(100-52) : 100} x 100%

                                     = (48-100) x 100%

                                     = 48 %

3. Kegiatan 1 :

  1. Hasil pengamatan jenis-jenis hewan yang hidup dikebun sekolah :

No

Nama hewan

Tempat hidupnya

Alat geraknya

Jenis makanannya

Cara reproduksinya

1.

Semut

Tanah

Kaki

 herbivora

Ovivar

4.

nyamuk

Udara

sayap

darah

Ovipar

3.

Capung

Udara

sayap

herbivora

Ovipar

4.

Lalat

Udara

sayap

Segala macam makanan

Ovipar

4. Kegiatan 2 :

  1. Hasil pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah

 

No

 

Nama tumbuhan

Cara berkembang biaknya

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh hewan dan manusia

 

 

Jumlah tumbuhan


Akar

 

Umbi


biji

 

batang


tunas

1. Pohon Sawo  –  –  – Ya  –

Buah

1 pohon

2. Rumput Liar  Ya  –  –  –  – Tidak ada  1 rumpun

            v. pembahasan

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

1. Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

  1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
  4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
  5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

2. Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Heterotrof / Konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2. Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

  1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
  2. anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
  3. fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

4.      Rantai makanan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:

  1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
  2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:

  1. siklus karbon
  2. siklus air
  3. siklus nitrogen
  4. siklus sulfur

5. Macam-macam Ekosistem

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa suatu  ekosistem terdiri dari lingkungan fisik (abiotik) , mahluk hidup (biotik),  dan aliran materi dan energi (interaksi).   Aliran materi dan energi dalam  suatu lingkungan akuarium dapat disederhanakan sebagai  suatu sistem rantai makanan.

a.      Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

  1. Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

2. Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

3. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

4. Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

5. Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2.Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

c. Neuston

organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

d.Perifiton

merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.

e. Bentos

hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas misalnya cacing dan remis.

 b.kosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1.      Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

  1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat

b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter

c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m

d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut

.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m|
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

c.       Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem buatan adalah:

  • bendungan
  • hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
  • agroekosistem berupa sawah tadah hujan
  • sawah irigasi
  • perkebunan sawit
  • ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
  • ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.

Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

        VI. Kesimpulan

        Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jenis tanah yang baik adalah tanah humus dengan ph 8 karena banyak mengandung unsur hara dengan warna tanah yang hitam dan jenis tanah humus merupakan tanah yang subur untuk ditanami tumbuhan sedangkan tanah kebun sekolah tidak subur untuk ditanam tumbuhan karena ph tanahnya 6 yang merupakan ph asam, selain itu dapat kita lihat tanah kebun sekolah berwarna kuning dan terlihat gersang.

Berdasarkan data daya serap tanah, tampak bahwa semakin padat partikel tanah maka semakin banyak air yang diserap oleh tanah tersebut. Seperti tanah humus dapat menyerap air lebih banyak dibandingkan tanah pasir dan tanah kebun. Tanah humus baik untuk tanaman karena partikelnya yang padat. Meski begitu, Bukan berarti tanah yang lain tidak baik untuk tanaman. Walaupun tanah humus dapat menyerap air paling banyak, Artinya semakin padat partikel tanahnya maka semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut, sebaliknya semakin besar partikel tanahnya maka semakin sedikit air yang diserap oleh tanah tersebut. Hal ini menunjukan bahwa jenis tanah dapat mempengaruhi banyaknya air yang diserap.

Dari hasil pengamatan hewan yang hidup dikebun sekolah adalah cacing, belalang, capung, nyamuk, semut dan lalat serta tumbuhan yang hiup adalah lengkuas dan rumput.

            VII. Rujukan

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
  2. http://syadiashare.com/jenis-tanah.html
  3. http://organisasi.org/teknik-cara-membuat-tanah-tetap-subur-dan-tips-pengawetan-tanah-ilmu-biologi
  4. http://organisasi.org/jenis-macam-tanah-di-indonesia-humus-gambut-vulkanik-laterit-alluvial-pasir-dll
  5. http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah.html

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.