Interaksi Komponen Abiotik dan Biotik dalam Ekosistem Kebun Sekolah

  1. Laporan Praktikum

    “Interaksi Komponen Abiotik dan Biotik dalam Ekosistem Kebun Sekolah

  2. Dosen Pembimbing   : Dr. Hj. Endang Widi Winarni, M.Pd

    Disusun oleh :

     Septa Haryati               A1G010046

     Oriza Oktarina             A1G010056

     Tri Prayitno                  A1G010066

      Pahrul Jailani               A1G010076

     

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Universitas Bengkulu

    2011

    I.        Tujuan Kegiatan

    1. Menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah
    2. Menentukan derajat keasaman tanah
    3. Menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap tanah terhadap air
    4. Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

           II.     Alat Dan Bahan

a. menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah serta menentukan derajat     keasaman tanah

  • Gelas ukur                                : 1 buah
  • Sedok plastik                          : 1 buah
  • Termometer                           : 1 buah
  • Cawan petri                             : 2 buah
  • PH-meter                                 : 2 buah
  • Aquadest atau air netral   : 1 gelas
  • Tanah dari kebun sekolah :100 gram
  • Tanah humus                          : 100 gram

b. menentukan kandungan air didalam tanah atau daya serap tanah terhadap air

  • Gelas ukur                        : 1 buah
  • Corong plastik                : 1 buah
  • Kantung plastik             : 3 buah
  • Kertas saring                  : 3 lembar ( 15 cm x 15 cm )
  • Timbangan                      : 1 buah
  • Tabung erlemeyer       : 1 buah
  • Air bersih                         : 300 ml
  • Tanah kebun sekolah  : 100 gram
  • Pasir                                   : 100 gram
  • Tanah humus                  : 100 gram

c. mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

  • Buku
  • Pena

          III.Langkah – langkah kegiatan

a. menentukan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah serta menentukan derajat     keasaman tanah

  • Kegiatan:
  1.    Ukurlah suhu udara dan suhu tanah didalam ekosistem kebun sekolah
  2. Ambillah contoh tanah dari kebun sekolah kira-kira 1 sendok makan dan masukkan kedalam cawan petri kemudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata
  3. Ambillah tanah humus kira-kira 1 sendok makan dan hancurkan kemudian masukkan kedalam cawan petri kmudian hancurkan dan tambahkan air netral serta aduklah hingga rata
  4. Tunggulah hingga air kembali menjadi jernih dan ukurlah berapa PH atau derajat keasaman air tanah tersebut
  5. Tulislah berapa besarnya PH atau derajat keasaman kedua contoh tanah tersebut dalam tabel

b. menentukan kandungan air di dalam tanah atau daya serap tanah terhadap air

  • Kegiatan 1 :
  1. Ambillah tanah basah dari kebun sekolah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  2. Ambillah pasir basah sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  3. Ambillah tanah humus sebanyak 100 gram kemudian jemurlah diatas kertas koran hingga kering
  4. Timbanglah kembali tanah dan pasir yang sudah kering
  5. Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai berikut:

Daya serap tanah =  Berat basah-berat kering x 100%

                   Berat basah tanah

  • Kegiatan 2
  1. Siapkan tabung elmeyer yang kering
  2. Siapkan corong plastik dan lapisilah menggunakan kertas penyaring dan letakkan diatas gelas erlemeyer
  3. Tuangkan tanah yang sudah dikeringkan pada cara pertama diatas corong plastic yang telah dilapisi dengan kertas penyaring kemudian tuangkan air sebanyak 100 ml secara perlahan-lahan, tunggulah hingga tidak ada lagi air yang menetes kedalam tabung erlemeyer
  4. Ukurlah jumlah air yang menetes kedalam masing-masing tabung erlemeyer
  5. Hitunglah daya serap tanah terhadap air dengan rumus sebagai barikut:

Daya serap tanah =Jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesx100%

Jumlah air yang dituangkan

c.mengidentifikasi tumbuhan dan hewan yang hidup pada ekosistem kebun sekolah

  • Kegiatan 1
  1.  Amati jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dikebun sekolah
  2. Amati alat gerak, jenis makanannya dan cara reproduksinya
  3. Masukkan data hasil pengamatan didalam tabel
  • Kegiatan 2
  1. Amati jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah
  2. Amati cara hidupnya dan cara berkembang biaknya
  3. Masukkan data hasil pengamatan didalam tabel

           IV. Hasil Pengamatan

1. Kegiatan 3 :

  1. Hasil pengamatan suhu udara dan suhu tanah dikebun sekolah
  • Suhu udara kebun kampus pgsd : 30o C
  • Suhu tanah kebun kampus pgsd : 24’5o C

2. Hasil pengamatan besarnya PH atau derajat keasaman tanah kebun sekolah dan tanah humus

 

No

Jenis tanah

PH

Asam atau basa

Subur atau tidak subur

1.

Tanah kebun sekolah

5

Asam

Tidak subur

2.

Tanah humus

8

Basa

Subur

2.  Kegiatan 4 :

a) Hasil pengamatan daya serap tanah kebun kampus pgsd, pasir dan tanah humus terhadap air adalah sebagai berikut:

Penyelidikan cara pertama :

  • Tanah Kebun sekolah yang dikeringkan.

Diketahui:

Tanah basah                                           : 100 gr

Tanah yang sudah dikeringkan       : 60 gr

Ditanya: Daya serap tanah terhadap air?

Jawab:

Daya serap tanah = Berat basah-berat kering x 100%

                                           Berat basah tanah

                                    = {(100-60) : 100)} x 100%

                                    =(40 : 100) x 100%

                                    = 40%

Penyelidikan cara kedua :

  • Tanah kebun kampus pgsd

Diketahui:

Tanah basah                                            : 100 gr

Tanah yang sudah dikeringkan       : 60 gr

Air yang dituangkan                            : 100 ml

Air yang menetes                                  : 48 ml

Ditanya: Daya serap tanah terhadap air?

Jawab:

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                     ={( 100-48) : 100} x 100%

                                     = (52 : 100) x 100%

                                     = 52 %

  • Pasir

Diketahui :

Pasir                                      : 100 gr

Air yang dituangkan       : 100 ml

Air yang menetes             : 68 ml

Ditanya: Daya serap pasir terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                    = {(100-68) : 100} x 100%

                                    = (32 : 100) x 100%

                                    = 32 %

  • Tanah humus

Diketahui :

Tanah humus                    : 100 gram

Air yang dituangkan       : 100 ml

Air yang menetes             : 52 ml

Ditanya: Daya serap tanah humus terhadap air?

Jawab :

Daya serap tanah =jumlah air yang dituangkan-jumlah air yang menetesX100%

jumlah air yang dituangkan

                                     = {(100-52) : 100} x 100%

                                     = (48-100) x 100%

                                     = 48 %

3. Kegiatan 1 :

  1. Hasil pengamatan jenis-jenis hewan yang hidup dikebun sekolah :

No

Nama hewan

Tempat hidupnya

Alat geraknya

Jenis makanannya

Cara reproduksinya

1.

Semut

Tanah

Kaki

 herbivora

Ovivar

4.

nyamuk

Udara

sayap

darah

Ovipar

3.

Capung

Udara

sayap

herbivora

Ovipar

4.

Lalat

Udara

sayap

Segala macam makanan

Ovipar

4. Kegiatan 2 :

  1. Hasil pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang hidup dikebun sekolah

 

No

 

Nama tumbuhan

Cara berkembang biaknya

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh hewan dan manusia

 

 

Jumlah tumbuhan


Akar

 

Umbi


biji

 

batang


tunas

1. Pohon Sawo  –  –  – Ya  –

Buah

1 pohon

2. Rumput Liar  Ya  –  –  –  – Tidak ada  1 rumpun

            v. pembahasan

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

1. Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

  1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
  4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
  5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

2. Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Heterotrof / Konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2. Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

  1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
  2. anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
  3. fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

4.      Rantai makanan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:

  1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
  2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:

  1. siklus karbon
  2. siklus air
  3. siklus nitrogen
  4. siklus sulfur

5. Macam-macam Ekosistem

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa suatu  ekosistem terdiri dari lingkungan fisik (abiotik) , mahluk hidup (biotik),  dan aliran materi dan energi (interaksi).   Aliran materi dan energi dalam  suatu lingkungan akuarium dapat disederhanakan sebagai  suatu sistem rantai makanan.

a.      Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

  1. Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

2. Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

3. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

4. Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

5. Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2.Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

c. Neuston

organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

d.Perifiton

merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.

e. Bentos

hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas misalnya cacing dan remis.

 b.kosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1.      Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

  1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat

b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter

c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m

d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut

.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m|
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

c.       Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem buatan adalah:

  • bendungan
  • hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
  • agroekosistem berupa sawah tadah hujan
  • sawah irigasi
  • perkebunan sawit
  • ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
  • ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.

Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

        VI. Kesimpulan

        Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jenis tanah yang baik adalah tanah humus dengan ph 8 karena banyak mengandung unsur hara dengan warna tanah yang hitam dan jenis tanah humus merupakan tanah yang subur untuk ditanami tumbuhan sedangkan tanah kebun sekolah tidak subur untuk ditanam tumbuhan karena ph tanahnya 6 yang merupakan ph asam, selain itu dapat kita lihat tanah kebun sekolah berwarna kuning dan terlihat gersang.

Berdasarkan data daya serap tanah, tampak bahwa semakin padat partikel tanah maka semakin banyak air yang diserap oleh tanah tersebut. Seperti tanah humus dapat menyerap air lebih banyak dibandingkan tanah pasir dan tanah kebun. Tanah humus baik untuk tanaman karena partikelnya yang padat. Meski begitu, Bukan berarti tanah yang lain tidak baik untuk tanaman. Walaupun tanah humus dapat menyerap air paling banyak, Artinya semakin padat partikel tanahnya maka semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut, sebaliknya semakin besar partikel tanahnya maka semakin sedikit air yang diserap oleh tanah tersebut. Hal ini menunjukan bahwa jenis tanah dapat mempengaruhi banyaknya air yang diserap.

Dari hasil pengamatan hewan yang hidup dikebun sekolah adalah cacing, belalang, capung, nyamuk, semut dan lalat serta tumbuhan yang hiup adalah lengkuas dan rumput.

            VII. Rujukan

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
  2. http://syadiashare.com/jenis-tanah.html
  3. http://organisasi.org/teknik-cara-membuat-tanah-tetap-subur-dan-tips-pengawetan-tanah-ilmu-biologi
  4. http://organisasi.org/jenis-macam-tanah-di-indonesia-humus-gambut-vulkanik-laterit-alluvial-pasir-dll
  5. http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah.html

Tinggalkan komentar